Hati Sang Ayah Yang Tersayat Sembilu
Setiap orangtua didunia ini sangat bahagia saat memiliki seorang anak, segala curahan kasih sayang dan bentuk perhatian sekecil apapun itu akan dia lakukan untuk anaknya, tidak sedikitpun waktu yang ingin disia-siakannya agar bisa bersama anak yang dicintainya, dibanggakannya.
Saat sang anak sakit, seorang ayah adalah pribadi yang paling panik dan bingung melihat keadaannya, bahkan jika boleh, si ayah akan meminta agar penyakit yang menimpa anaknya ditukar saja kepadanya agar apa yang dirasakan sang anak dapat dipikulnya, sehingga anak yang dicintainya itu tidak akan merasakan penyakit apapun, sungguh mulia hati dan pengorbanan si ayah demi anaknya.
Kisah yang ingin saya torehkan pada malam hari ini adalah sebuah kisah seorang ayah yang ditinggal mati anak lelakinya ,pemuda ganteng, baik hati, ceria dan si anak adalah anak kebanggaan sang ayah selama ini. Dari kisah ini, kita diminta merenungkan makna ayah bagi sang anak lelaki ,kebanggaannya sedari lahir, bahkan hingga dia meninggal, belaian lembut ayah tidak akan kurang sedikitpun ,hingga diakhir hidup anak di tempat peristirahatan terakhirnya.
Terngiang kembali kelucuan si anak yang menari-nari di benaknya. Saat dia berlari berkejar-kejaran dengan teriakan anaknya tersebut mengungkapkan kebahagiaan tiada tara. Dan ayah tahu kini, bahwa kesempatan itu tidak akan pernah datang lagi didalam hidupnya, sampai kapanpun.
Dalam hati dia berkata lirih , " Jika aku masih bisa melakukan kembali aktivitas bersamanya, aku masih ingin menciumnya sebelum tidur, sarapan bersamanya dengan menu yang dia suka, mengantarnya ketempat perkuliahannya di pagi hari, hingga tersenyum bangga di hari pernikahannya." Membayangkan itu semua, airmatanya kembali deras mengalir, membasahi pipinya yang telah menua.
Dengan jeritan hati yang tak terucapkan, hingga air mata deras yang anak tak perlu tahu telah membasahi kedua pipinya, beban hidup yang terasa amat berat untuk dipikulnya saat mengetahui sang anak lelaki tumpuan hidupnya telah pergi lebih dahulu meninggalkannya, untuk selama-lamanya. Dunia terasa gelap dalam penglihatannya, namun dia, si ayah berhati emas sekokoh baja hadir dengan sigap mencurahkan kasih sayang terakhirnya bagi anak lelakinya yang telah kaku dihadapannya, memandikan jenazahnya dengan perasaan hancur yang berkecamuk tajam, hati yang pecah berkeping-keping hanya bisa ditahan didalam hatinya yang paling dalam, kemudian menyolatkan jenazah putranya yang telah bersih, harum dan tersenyum seolah sedang berpamitan kepada ayah yang sedari tadi telah berulangkali menghapus airmata yang deras mengalir bagai air hujan, alampun menjerit dan ikut merasakan duka seorang ayah yang bagai tersayat sembilu telah kehilangan sang putra tercintanya.
Dari cerita ini, seolah sang ayah ingin memberikan pesan kepada setiap orangtua yang masih bisa menikmati kebersamaan dengan anak-anaknya, " Peluk dan ciumlah anakmu, dekaplah dia didalam kehangatan cintamu, biarkan dia merasakan kedamaian dan kenyamanan saat berada didekatmu, dan jadilah seorang ayah yang membuat dia bangga telah memilikimu, seorang ayah yang hebat dan berhati mulia."
( Artikel ini penulis persembahkan untuk keluarga bapak Ridwan Kamil dan ibu Atalia Praratya, Gubernur Jawa Barat, yang telah kehilangan sang putra tercinta Emmeril Kahn Mumtadz yang telah meninggal dunia karena tenggelam di sungai Aare, Bern, Swiss pada saat berenang pada Kamis/26 Mei 2022 dan ditemukan pada Rabu/08 Juni 2022 ,doa kami senantiasa menyertai kepergian kang Eril yang sudah tenang di surgaNya, semoga keluarga bapak Ridwan Kamil senantiasa tabah dan tegar dalam menghadapi ujian yang luar biasa berat ini. Amin )
** Tentang artikel : Tantangan menulis di blog 10 Juni - 10 Juli 2022
Kisah nan pilu.
BalasHapusMampir ke blog saya bunda.
Iya bunda
HapusKisah yang sangat mengharukan.
BalasHapusIya bunda
HapusBlog aku komen dong bu. Biar sama berkunjung
HapusSiap bunda
HapusIya ,ayah telah mendahului aku nan di sana ayah semoga amal ii bahnya di terima oleh ALLAH SWT,,🤲
BalasHapusTurut berdukacita atas kepergian sang Ayahanda tercinta 😭
Hapus