Lomba Blog Tingkat Nasional ( https://gurupenggerakindonesia.com )

 

Pencapaian Guru Dalam Kurikulum Merdeka Belajar

Sebagai Perwujudan Bangkitnya Pendidikan Nasional

( Link website : s.id/kanalsatuguru )


Menjadi seorang guru adalah pilihan yang sangat mulia ,dengan segala beban tugas dan pengabdian penuh untuk anak didik ,serta harus diiringi dengan wawasan ilmu pengetahuan yang diperoleh dalam waktu yang tidak sebentar hingga menjadi pendidik profesional ,menjadi satu keistimewaan bagi seorang guru. Disisi lain, tantangan guru yang kini harus dihadapi juga dengan semakin maraknya kasus kriminalisasi dan penistaan terhadap guru  menjadikan bertambahnya beban moral guru.

 

Pemerintah sedang mencanangkan suatu program untuk memerdekakan pendidikan, disebut dengan pendidikan merdeka belajar ,yaitu guru mengembangkan segala potensi peserta didik  dalam merdeka belajar .Konsep merdeka belajar tersebut terdiri dari 3 komponen, yaitu komitmen terhadap tujuan, mandiri dalam menentukan pilihan cara belajar dan melakukan refleksi terhadap proses dan hasil belajar. Disinilah peran seorang guru sangat diperlukan sebagai pelopor kemajuan pendidikan melalui program merdeka belajar.

 

Profesi seorang guru adalah profesi dengan level stress tertinggi. Riset National Foundation for Education Research menunjukkan 1 dari 5 guru mengalami stress. Menurut Pines ( 1981 ) menganalisa kelelahan emosi adalah respon guru dalam kondisi mengalami rasa gagal dan keraguan diri yang menyebabkan guru merasa terjebak dan tidak berdaya dengan segala rutinitas yang mengikutinya. Guru harus bijak dalam menghadapi keadaan ini. Guru yang dapat mengatur dirinya akan mampu mengurangi dampak kelelahan emosi.

 

Menurut bapak pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara ,menyimpulkan pendidikan yang merdeka yaitu :

1. Hidup bukan untuk diperintah, artinya seseorang bisa menentukan arah tujuannya sendiri atau dapat memerintah diri sendiri.

2. Berdiri tegak karena kekuatan sendiri, merupakan kemandirian seseorang dalam mencapai tujuan dengan usaha sendiri, tidak semata hanya mengandalkan orang lain.

3. Mampu mengatur kehidupannya dengan tertib, bahwa seseorang bisa hidup sendiri berdasarkan aturan dan norma yang berlaku di masyarakat.

 

Dalam pengertian yang sederhana, tugas seorang guru adalah mendidik, menggali, mengarahkan ,menuntun serta mengembangkan bakat ,potensi dan minat yang ada pada anak didik, bukan menghilangkan atau mengubah apa yang sudah dimiliki anak didik sebagai sesuatu yang harus dibina dan dikembangkan.


Dalam proses menuntun atau mengembangkan potensi diri anak didik, pendidik memberikan kebebasan kepada mereka untuk mengeksplorasi kemampuan dengan bimbingan dan arahan yang tepat agar anak tidak kehilangan arah dan segala tindakannya mendapatkan pengawasan yang baik dari gurunya. Proses ini akan mendorong anak menemukan kemerdekaannya dalam belajar.

 

Keberadaan kurikulum yang pada dasarnya lebih terfokus pada solusi permasalahan anak didik dan tantangan dalam dunia pendidikan yang harus dihadapi oleh guru di Indonesia, justru hanya menambah beban berat guru. Guru merasa bahwa kurikulum pendidikan saat ini hanya berfokus pada beban administrasi guru, bukan pada usaha guru untuk mengembangkan segala kreativitas mengajarnya.

 

Akhirnya, masalah didalam penuntasan kurikulum yang terjadi saat ini, justru hanya membuang materi, tenaga, waktu, serta pikiran para guru dalam menyusun administrasi yang begitu rumit dan tidak pernah tuntas.


Guru semakin tertekan dengan adanya tuntutan kurikulum ,mulai dari penyusunan perangkat pembelajaran, seperti Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ), Program Tahunan ,Program Semester, Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) hingga penyusunan laporan penilaian.

 

Berbagai polemik dalam dunia pendidikan yang terjadi saat ini, mengakibatkan lahirnya konsep ’Merdeka Belajar’ yang telah dicanangkan oleh Mendikbudristek RI, Nadiem Anwar Makariem, yang dinilai sangat tepat dilakukan. Sebab konsep tersebut sudah sesuai dalam mewujudkan tujuan pembangunan sumber daya manusia sebagaimana diamanatkan dalam Nawacita kelima yakni untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Merdeka Belajar merupakan konsep dengan arah kebijakan yang berfokus pada suasana pembelajaran di sekolah yang menyenangkan dan tanpa adanya tekanan tertentu, baik bagi guru maupun peserta didik.

 

Dalam kurikulum merdeka belajar juga dicanangkan untuk memberikan ruang yang seluas-luasnya bagi guru dalam berkreasi dan berinovasi dalam melakukan konsep pembelajaran yang lebih efektif dan menyenangkan bagi anak didik. Guru tidak akan tertekan dengan beban menyelesaikan administrasi pembelajaran yang semakin berat dan kompleks dengan berbagai komponen-komponen yang ada yang membuat banyak guru menjadi malas dan pada akhirnya hanya berujung membuat copy paste atau editan melalui rekan atau dokumen lama yang sudah ada saja. 


Melalui Merdeka Belajar juga, kini telah ditetapkan bahwa RPP sudah disederhanakan menjadi 3 komponen utama yaitu tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, serta asesmen.

 

Dalam pidato Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi pada peluncuran kurikulum merdeka belajar, disebutkan bahwa ada beberapa hal penting dalam kurikulum merdeka belajar yang perlu diketahui, yaitu :

 

1. Kurikulum Merdeka Belajar sudah diterapkan di lebih dari 140.000 satuan pendidikan diseluruh Indonesia dengan tujuan pembelajaran jauh lebih menyenangkan dan memerdekakan dari segi pendidik dan anak didik.

2.  Assesmen Nasional yang sekarang digunakan adalah sebagai refleksi agar guru terus terdorong menggali kualitasnya sebagai pendidik profesional dan kepala sekolah terus termotivasi untuk meningkatkan kualitas sekolah yang dipimpinnya, yang pada akhirnya akan terbebas dari ancaman 3 dosa besar pendidikan : perundungan, kekerasan seksual dan intoleransi.

Dampak dari ketiganya selain menghambat terwujudnya lingkungan belajar yang baik, juga memberikan trauma yang bahkan dapat bertahan seumur hidup dalam diri seorang anak.

Untuk itu, Kemendikbudristek akan lebih serius menangani tiga dosa besar di dunia pendidikan ini, salah satunya dengan membentuk pokja yang spesifik menangani isu ’tiga dosa besar’ dunia pendidikan.

” Untuk mencintai belajar, untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat, anak-anak harus belajar di lingkungan aman dan nyaman, bebas dari kekerasan. Sehingga, Kemendikbudristek mengambil langkah berani dan serius untuk mencegah dan menangani kekerasan di lingkungan pendidikan, mulai dari jenjang paling dasar sampai tinggi,” ujar beliau.

3. Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi RI yang mengapresiasi kerjasama seluruh stakeholders dan lapisan masyarakat yang terus bergerak dalam mewujudkan kurikulum merdeka belajar.

4.  Dengan berbagai rintangan demi rintangan telah berhasil kita lalui, kita tidak hanya berhasil melewati saja, tapi kita mampu berdiri di garis depan untuk memimpin pemulihan dan kebangkitan.

 

Dua momen yang berkaitan dengan perjuangan para pahlawan pendidikan Indonesia adalah bahwa pada bulan Mei setiap tahunnya ,rakyat Indonesia diingatkan pada  sejarah yang sangat penting, yaitu Hari Pendidikan Nasional ( Hardiknas ) dan Hari Kebangkitan Nasional ( Harkitnas ).


Dua hari bersejarah yang diperingati tersebut memiliki makna yang sangat besar dan berarti bagi bangsa ini. Bangsa yang besar adalah bangsa yang selalu mengingat sejarah dan jasa para pahlawannya yang telah berjuang besar bagi kemerdekaan dan kemajuan negara seperti yang kita rasakan seperti saat ini. Pendidikan dan kebangkitan nasional memiliki peran strategis yang saling berkaitan satu sama lain, karena pendidikan yang berkualitas dapat menghasilkan generasi cerdas dan berjiwa pemimpin yang akan menghantarkan kebangkitan sebagai bangsa yang besar dan makmur. Kebangkitan nasional juga akan mengantarkan bangsa kita kepada pendidikan yang gemilang, yang dapat menghasilkan siswa yang cerdas, berkarakter dan bermanfaat untuk kemajuan negeri ini hingga dapat bersaing dengan kemajuan pendidikan di negara-negara maju lainnya.

 

Momentum perayaan HARDIKNAS dan HARKITNAS tahun 2022 merupakan awal untuk kebangkitan pendidikan Indonesia karena hampir dua tahun lebih pelajar Indonesia belajar ditengah pandemi covid-19 dengan segala fasilitas dan situasi belajar yang serba terbatas, dimana siswa-siswi belajar dari rumah secara online atau dalam jaringan ,tidak melaksanakan pembelajaran secara tatap muka.


Hardiknas ini merupakan momentum bagi seluruh bangsa dalam upaya membangkitkan pendidikan Indonesia dengan menetapkan kejelasan kegiatan pembelajaran secara tatap muka di sekolah serta menerapkan protokol kesehatan secara disiplin dan membuat terobosan terbaru yang menguntungkan semua pihak yang bersangkutan didalam kegiatan belajar-mengajar secara penuh.

 

Penting dipahami oleh seluruh peserta didik dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi, bahwa pendidikan adalah tuntutan untuk peningkatan kualitas pengetahuan untuk memajukan peradaban bangsa karena pada dasarnya bangsa yang mau lahir dari generasi-generasi yang mempunyai intelektual, integritas dan berkarakter, salah satu pencapaian tujuan tersebut adalah melalui pendidikan.

 

Dengan momentum Hari Pendidikan Nasional yang ke-63 dan Hari Kebangkitan Nasional yang ke-114 pada tahun 2022 ini ,tentunya akan menjadi spirit dan semangat bersama untuk mengisi kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler di sekolah, dengan demikian apa yang sudah diluncurkan oleh mas menteri Nadiem Anwar Makariem dalam bentuk program Merdeka Belajar dan Kurikulum Merdeka sudah sangat selaras dengan kondisi dan situasi di lingkungan masyarakat Indonesia masa kini, tentunya harapan kita bersama agar sekolah-sekolah mampu mewujudkan pendidikan maju, khususnya sekolah penggerak yang mencerminkan kualitas pendidikan dan profil pelajar pancasila.  

 

Peringatan Hari Pendidikan Nasional ( Hardiknas ) yang lahir pada 02 Mei 1959 dan Hari Kebangkitan Nasional ( Harkitnas ) yang lahir pada 20 Mei 1908 merupakan momentum untuk bangkit dan lebih tangguh dalam menghadapi segala tantangan serta mengejar ketertinggalan.


Momentum Harkitnas hendaknya dimaknai sebagai mengejar ketertinggalan bangsa yaitu memerdekakan cita-cita kemanusiaan, serta mewujudkan kehidupan bangsa yang terhormat dan bermartabat di mata dunia. Melalui Harkitnas juga hendaknya semakin memperkuat peran Indonesia sebagai Presidensi G20 tahun 2022. Pertemuan yang dipimpin Indonesia itu merupakan cerminan dari semangat kebangkitan, yakni tidak pernah meluruhkan cita-cita untuk pulih bersama dan bangkit lebih kuat lagi. Kiranya semangat peringatan hari pendidikan nasional dan hari kebangkitan nasional sebagai tonggak kebangkitan dari krisis multidimensi yang sedang melanda dunia khususnya untuk menyelamatkan pendidikan di Indonesia.

 




Video terkait kegiatan SATU GURU :

 https://youtu.be/XZeTt80z6iU

 https://youtu.be/h-nRANryBLk

 

 



Tentang Penulis

 


( Link blog : lastikablogger.blogspot.com ;

puisiciptaanblogger.blogspot.com )

 

 

Lastika Lena Rosalida Purba, S.Pd., penulis artikel ’ Pencapaian Guru Dalam Kurikulum Merdeka Belajar Sebagai Perwujudan Bangkitnya Pendidikan Nasional ’ adalah seorang guru yang berasal dari kota Pematangsiantar provinsi Sumatera Utara, dan sudah lama berkecimpung didunia pendidikan yaitu sejak tahun 2005-sekarang.

Saat ini saya mengajar di SD Negeri 124158 kota Pematangsiantar, provinsi Sumatera Utara. Motivasi saya untuk mengikuti Lomba Menulis Blog 1 Guru ini adalah sebagai perwujudan kesukaan saya terhadap dunia tulis-menulis atau literasi, selain itu juga untuk menambah dan meningkatkan wawasan dan pengetahuan yang semakin baik lagi dalam menghasilkan karya-karya tulis bermutu yang bermanfaat bagi sesama pegiat literasi .

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer